Trawas Lagi - Dikutip dari koran tempo , Segepok koin mata uang kuno Tiongkok jadi perhatian banyak orang. Puluhan koin yang masih menumpuk dan berbalut tanah liat tersebut tampak sudah kusam karena lama terpendam. Puluhan koin mata uang Tiongkok ini ditemukan di salah satu sisi situs gunung Penanggungan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Setelah diteliti, koin mata uang tersebut berasal dari zaman Dinasti Ming saat pemerintahan kaisar Yongle di awal abad 15 masehi. Koin mata uang ini diduga digunakan sebagai alat perdagangan antara pedagang Tiongkok dengan pribumi. Selain koin mata uang, benda purbakala yang juga jadi perhatian adalah terakota atau gerabah yang merupakan miniatur sebuah bangunan atau orang.
Koin mata uang Tiongkok dan terakota itu merupakan dua dari banyak benda purbakala temuan tim ekspedisi Universitas Surabaya (Ubaya). Benda-benda tersebut dipamerkan dalam peresmian Ubaya Penanggungan Center (UPC). UPC adalah lembaga milik Universitas Surabaya (Ubaya) yang bergerak di bidang informasi arkeologi khususnya situs gunung Penanggungan. UPC berada di kompleks Ubaya Training Canter (UTC) Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Mojokerto.
Rektor Ubaya, Joniarto Parung mengatakan, UPC diharapkan jadi pusat informasi arkeologi dan sejarah bagi masyarakat khususnya situs Gunung Penanggungan yang kaya dengan temuan arkeologi. Selain sebagai pusat informasi, UPC juga melakukan kajian atas temuan-temuan arkeologi di gunung Penanggungan.
Sementara itu, salah satu peneliti tim ekspedisi Ubaya, Hadi Sidomulyo, mengatakan sejak ekspedisi yang dilakukan tahun 2012 hingga sekarang sudah ditemukan lebih dari 100 situs. Peneliti berkebangsaan Inggris bernama asli Nigel Bullough itu berpendapat situs gunung Penanggungan layak jadi situs warisan dunia karena banyak dan beragamnya temuan cagar budaya.
Gunung Penanggungan merupakan gunung suci bagi penganut agama Budha dan Hindu. Di gunung ini banyak ditemukan tempat-tempat pemujaan seperti candi kecil, punden berundak, goa pertapaan, gapura, petirtaan, dan sebagainya. Situs tertua di Penanggungan adalah petirtaan Jolotundo yang berangka tahun 977 masehi atau abad ke-10.
Temuan mutakhir yang cukup fenomenal adalah jalur pendakian kuno dari tumpukan bebatuan pada 2016 lalu. Jalur atau jalan tersebut ada yang berbentuk melingkar mengitari badan gunung dan berbentuk zig zag menuju puncak gunung. Jalur pendakian itu diduga sengaja dibangun untuk mempermudah orang yang akan melakukan ritual di beberapa lokasi pemujaan baik di badan maupun puncak gunung.
Dinasti Ming (Hanzi: 明朝, hanyu pinyin: ming chao) (1368 - 1644) adalah dinasti satu dari dua dinasti yang didirikan oleh pemberontakan petani sepanjang sejarah Cina. Dinasti ini adalah dinasti bangsa Han yang terakhir memerintah setelah Dinasti Song. Pada tahun 1368, Zhu Yuanzhang berhasil mengusir bangsa Mongol kembali ke utara dan menghancurkan Dinasti Yuan yang mereka dirikan. Ia mendirikan dinasti Ming (大明國; Dà Míng Guó), dengan ibukotanya di Yingtian (sekarang Nanjing) sebelum putranya, Zhu Di, yang menjadi kaisar ke-3 memindahkan ibukota ke Shuntian (sekarang Beijing). Yingtian kemudian berganti nama menjadi Nanjing (ibukota selatan).
Awal Dinasti Ming ditandai dengan masa-masa ketenangan dan kemakmuran di bawah Kaisar Hongwu, Zhu Yuanzhang. Kaisar Hongwu melakukan reformasi pada sistem pemerintahan dan birokrasi dengan membentuk organ birokrasi baru yang saling mengimbangi untuk mencegah munculnya lembaga pemerintah yang mempunyai wewenang terlalu besar. Ia juga melakukan pembangunan ekonomi, menghentikan segala ekspedisi militer untuk memberi rakyat waktu dan ketenangan untuk melakukan tanggung jawab mereka di bidang masing-masing. Kebijakan ini berhasil ditandai dengan peningkatan jumlah populasi sampai dengan 10.650.000 kepala keluarga atau 65.000.000 jiwa pada tahun 1393. Sumber wikipedia
0 Response to "Heboh, Segepok Koin Kuno Dinasti Ming Ditemukan di Trawas"
Posting Komentar